Senin, 11 April 2016

SEJARAH PSHT 1922

Persaudaraan Setia Hati Terate



Persaudaraan Setia Hati Terate

Pada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soero Dwiryo meletakkan dasar bagi gaya Pencak Silat Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, latihan Fisik/Gerakan Pencak Silat Setia Hati disebut "Djojo Gendilo Tjipto Muljo" dan untuk ajaran kerokhanian dan spiritual Setia Hati disebut "Sedulur Tunggal Ketjer" disingkat STK.[3] oleh Warga Tk.II pada latihan tingkat Putih PSHT cabang Surabaya di IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1994 - 1995, antara lain Mas Ir. FX.Sentot Sutikno, Mas. Dr. Ir. H.Aliadi,MM dan Mas Panggul</ref> Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodwirjo pindah ke Madiun dan membangun dan mendirikan Persaudaraan "perguruan" Silat bernama Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. Pada saat itu Persaudaraan Setia Hati bukanlah/belum menjadi organisasi, Setia Hati adalah persaudaraan (kadang) saja di antara siswa, karena pada saat itu organisasi Pencak Silat tidak diizinkan oleh kolonialisme Belanda. "Setia Hati" berarti Setia pada Hati (diri) sendiri". Soerodiwirjo lahir keluarga bangsawan di daerahGresik (versi lain di Madiun) Jawa Timur, Indonesia, pada kuartal terakhir abad ke-19. Dia dijuluki sebagai "Ngabei" sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan oleh Sultan dan hanya untuk mereka yang telah membuktikan dirinya layak secara rohani. Dia tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera dan belajar gaya Pencak Silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga belajar kerokhanian (kebatinan) pada seorang guru spiritual. Kombinasi ajaran spiritual (kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik dari berbagai aliran ini yang menjadi dasar untuk silat Setia Hati. Ki Ageng Hadji Soerodiwirjo meninggal pada 10 November 1944 di Madiun
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (pahlawan perintis kemerdekaan 1883-1952), salah satu kadang Setia Hati, meminta izin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk mendirikan latihan Setia Hati bagi generasi muda dan diizinkan oleh Ki Ageng Soerodiwirjo, tetapi harus dalam nama yang berbeda. Maka Ki Hardjo Oetomo mendirikan Setia Hati "Pemuda Sport Club"(SH PSC) yang kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club" yang berupa sebuah Organisasi. Organisasi ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT pada tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun. Setelah Perang Dunia II, PSHT terus menyebar ke seluruh Indonesia. Seorang tokoh penting di balik semakin populernya PSHT ini adalah Mas Irsjad yang merupakan siswa pertama Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Mas Irsyad ini juga menciptakan 90 Senam Dasar (Basic Exercise), Jurus Belati (Jurus dengan pisau), dan Jurus Toya (Jurus dengan panjang tongkat) yang membedakan dengan Setia Hati di Winongo. Salah satu siswa Mas Irsjad adalah Mas Imam Koesoepangat (1939-1987) pemimpin spiritual dari PSHT yang turut berjasa membesarkan PSHT. Penggantinya, Mas Tarmadji Boedi Harsono(1987-2014), Saat ini dewan pusat organisasi PSHT dipimpin oleh Kolonel Inf (Purn.) Mas Richard Simorangkir sampai pada Parapatan Luhur digelar pada tahun 2014.

Semboyan PSHT


    Selama bumi masih berputar dan selama matahari dari timur serta tenggelam di barat SH TERATE tetap jaya selamanya

    Falsafah PSHT

    Manusia dapat dihancurkan dan manusia dapat dimatikan, akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih berpegang teguh pada dirinya atau tetap setia pada hati nuraninya sendiri.

    Makna Lambang PSHT


    Berikut ini menjelaskan berbagai konsep dan simbol lambang PSHT. Ini mewujudkan bagian dari filosofi Persaudaraan Setia Hati Terate.
    Segi Empat
    Segi Empat panjang dalam lambang SH Terate adalah bermakna Perisai, perisai bisa berarti benteng atau petahanan diri, seorang warga SH Terate harus bisa membentengi diri sendiri dari segala bentuk ancaman jasmani maupun rohani. segi empat ini juga melambangkan 4 mata arah angin dan ditambah 1 sebagai porosnya
    Warna Hitam
    Warna Hitam sebagai dasar melambangkan kekal dan abadi. Sesuai semboyannya Selama Matahari bersinar, selama Bumi masih dihuni oleh Manusia, semoga Setia Hati tetap jaya, kekal dan abadi selama-lamanya.
    Persaudaraan
    Konsep Persaudaraan ini dapat diterjemahkan sebagai "persaudaraan" kepada semua, mengungkapkan visi dan misi bahwa semua orang adalah saudara dan saudari. "Saudara" diterjemahkan baik sebagai "saudara" dan "adik": perempuan juga merupakan bagian dari "persaudaraan". Ini berarti saling menghormati, solidaritas dan kerjasama. Persaudaraan menggantikan budaya,ras,kepercayaan dan afiliasi politik. Persaudaraan kepada semua adalah disamping persaudaraan dengan sesama warga SH Terate adalah juga persaudaraan sesama umat Manusia.
    Hati Bersinar
    Hati bersinar digambarkan dalam lambang, sinar yang berasal dari hati ini adalah representasi simbolis dari konsep persaudaraan: satu mengirimkan pikiran yang baik atau perasaan kepada orang lain. Putih melambangkan cinta dan kebersihan batin. Garis merah di sekitar Hati adalah simbol pertahanan diri: satu bercita-cita untuk persaudaraan dan bahwa yang satu dapat menawarkan orang lain, tapi tidak dengan mengorbankan diri sendiri. Artinya cinta, kasih dan sayang terhadap sesama ada batasnya, cinta,kasih dan sayanag yang tidak terbatas bisa menghancurkan diri sendiri.

    SETIA HATI
    Setia Hati dapat diterjemahkan sebagai "setia pada hati" nya sendiri. Ini menyiratkan bahwa kita harus selalu jujur ​​pada hati seseorang (perasaan emosional) dalam semua keputusan hidup. Emosi-emosi ini, bagaimanapun, harus selaras dengan kognisi rasional seseorang. Apa yang dalam hati sanubari rasakan dan menjadi pemiikiran harus menjadi dasar bagi perkataan maupun tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Jika dua unsur tidak harmonis, maka setiap keputusan yang diambil salah.
    Terate
    Terate (bunga teratai) adalah bunga yang bisa hidup di darat dan di air. Ini melambangkan tekad, ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi. Bunga ini dapat berkembang di segala kondisi. Di udara. Di dalam air. Dalam kondisi kering dan basah. Warga PSHT juga sama harus mampu beradaptasi dan mengatasi keadaan yang sulit. Dan seperti Terate, meskipun pengaruh negatif dari lingkungan, siswa PSHT mempertahankan kebersihan batin nya.Terate dapat hidup dan mekar di lumpur, tapi mempertahankan keindahan dan kemurnian.
    Garis Merah Tegak
    Sebuah garis merah vertikal ditemukan di sisi kiri lambang, diapit pada setiap sisi menjadi garis putih. Ini adalah "jalan yang lurus", melambangkan pertumbuhan mental dan spiritual siswa dan Warga PSHT yang lurus dan menegakkan kebenaran. Sata pengesahan menjadi Warga Pertama, calon warga membuat sumpah untuk mengikuti jalan ini dan sesuai dengan aturan-aturan tertentu perilaku. Apabila melakukan pelanggaran sumpah ada konsekuensi yang harus diterima.
    Senjata
    Pada bagian bawah sejumlah senjata kuning berwarna digambarkan pada lambang. Ini melambangkan jalur fisik bahwa seseorang harus mengikuti untuk akhirnya mencapai pertumbuhan rohani dalam keimanan.

    Tokoh SH Terate

    1. Ki Ngabehi Soero Dwiryo
    2. Ki Hadjar Hardjo Oetomo
    3. Soeratno Soerengpati
    4. RM. Soetomo Mangkoedjojo
    5. M. Irsyad
    6. RM. Imam Koesoepangat
    7. Tarmadji Boedi Harsono
    8. Kolonel Inf (Purn.) Richard Simorangkir